Kesaksian: Wanti-wanti Bangunan Rapuh Tak Digubris Ponpes Sidoarjo

by -7 Views
banner 468x60

Surabaya, CNN Indonesia

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku sudah sejak lama mengkhawatirkan kondisi bangunan pondok yang akhirnya ambruk, Senin (29/9).

banner 336x280

Mereka menilai konstruksi gedung tidak kokoh dan sempat memperingatkan pihak pondok agar lebih memperhatikan aspek keamanan, namun hal itu tak digubris.

Salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi mengatakan, saat peristiwa itu terjadi, ia merasakan getaran kuat seperti gempa bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Waktu ambruk itu geter, aku sampai lari. Kayak gempa, Mas. Aku wis di-warning sama suami, begitu geter ojo ke depan, langsung ke belakang, tanah kosong,” kata salah satu warga yang namanya enggan ditulis, Senin (13/10).

Warga tersebut menambahkan bangunan ambruk itu diduga dibangun tanpa dasar bangunan atau fondasi yang mumpuni seperti fondasi jenis paku bumi atau pondasi cakar ayam yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat.

Ia mengatakan sebelum bangunan bertingkat itu dibangun, masyarakat sekitar sudah memperingatkan agar pondok menggunakan fondasi yang kuat. Namun, sambungnya, masukan warga itu tidak digubris pihak ponpes.

Adapun dalam pembangunan, diduga pihak ponpes hanya menggunakan fondasi sepatu atau pondasi tapak foot plate. Fondasi sepatu itu adalah jenis fondasi dangkal berbentuk persegi atau persegi panjang yang terbuat dari beton bertulang.

“Enggak pakai paku bumi. Sudah diingetin sama warga, tapi ya enggak ditanggapi. Wong waktu bangun itu cuma pakai sepatu, enggak pakai paku bumi. Kalau normal ya pakai paku bumi, ‘kalau pondok ya pakai paku doa’,” ucapnya seraya menirukan salah seorang pengurus pesantren.

Senada, salah seorang warga lainnya mengatakan sejak awal pembangunan bangunan bertingkat, warga sudah curiga karena proses pengecoran dan penggalian fondasi terlihat tidak dalam.

“Langsung pasang [fondasi] sepatu, terus ditimbun tanahnya, biar enggak terlalu dalam. Waktu itu kami sempat bilang, kok enggak ke bawah sekalian, tapi ya enggak didengar,” katanya yang namanya tak mau ditulis.

Gangguan listrik

Selain masalah struktur bangunan, warga juga sempat mengalami gangguan listrik akibat pembangunan pondok yang terlalu dekat dengan jaringan kabel. Mereka mengaku sudah beberapa kali melaporkan hal itu kepada pengurus pondok, namun tak ada tindak lanjut.

“Masalah lampu juga, tambah tinggi bangunannya. Pernah mati sebelah situ, sudah dikomplain tapi enggak cepat diperbaiki,” ucapnya.

Warga juga takut ada kejadian runtuhan susulan. Apalagi setelah terjadi gempa magnitudo 6,5 di wilayah sekitar Sumenep, Jawa Timur, Senin (30/9) pada pukul 23.49 WIB.

Ia mengatakan, kawasan Sidoarjo ikut merasakan getaran akibat gempa itu. Menurut mereka, getaran itu membuat warga sekitar trauma dan khawatir bangunan lain jadi tidak kuat menahan guncangan.

“Malamnya itu kan ada gempa dari Sumenep, sini juga geter. Banyak yang lari keluar karena takut, trauma, Mas,” cerita salah satu warga lain yang juga enggan ditulis namanya.

Meski warga sudah berulang kali memberi peringatan, mereka mengaku tidak berani terlalu jauh ikut campur karena segan dan menghormati pihak pondok pesantren yang dipimpin kiai itu.

Namun setelah kejadian bangunan bertingkat yang ambruk itu, banyak di antara warga sekitar yang mengaku merasa sedih sekaligus kecewa karena peringatan yang dulu diabaikan ternyata benar terjadi.

Kini, kejadian itu menyisakan trauma bagi warga sekitar. Banyak dari mereka berharap, kejadian tragis ini menjadi pelajaran agar pembangunan pondok ke depan lebih memperhatikan aspek keselamatan dan standar konstruksi yang benar.

“Dulu kami sudah ngomong, tapi yo wis, wong pondoknya sendiri yang ngatur. Sekarang malah jadi begini. Kasihan anak-anak [yang jadi korban] itu,” ujar salah satu warga lain lirih.

Seperti diketahui, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.

Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Hingga akhir pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.

Sebanyak 53 di antaranya, per Minggu (13/10) malam, sudah berhasil diketahui identitasnya melalui proses identifikasi oleh Tim DVI di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya.

Sementara itu, Polda Jawa Timur mengaku tidak akan tergesa-gesa dalam menangani kasus ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Proses penyidikan dilakukan secara hati-hati dan sesuai prosedur.

“Proses hukum tetap berjalan namun kami tentu tidak tergesa-gesa. Itu penekanan atau penegasan dari kami,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast, Minggu (12/10).

Ia menjelaskan, Polda Jatim tidak ingin tergesa dalam memanggil dan memeriksa para saksi karena sebagian di antaranya merupakan keluarga korban dan wali santri yang masih dalam suasana berduka.

“Kami juga melihat tentunya bilamana kami memanggil saksi ada dari keluarga korban yang sedang berduka ini akan mengganggu proses keluarga ada wali santri yang sedang berduka ya. Kami mohon sekali lagi pengertiannya,” ujarnya.

Jules menyebut, peningkatan status perkara dari penyelidikan menjadi penyidikan sudah dilakukan setelah Polda Jatim dalam pekan lalu. Langkah itu, kata dia, menandai dimulainya tahapan penegakan hukum yang lebih mendalam.

“Sebagaimana pada 9 Oktober 2025 telah saya sampaikan, bahwa pada hari sebelumnya kami dari Polda Jawa Timur telah melakukan gelar perkara. Dari hasil gelar perkara itu, proses penegakan hukum ini ditingkatkan dari tahap penyelidikan menjadi penyidikan,” ujar Jules.

Ia menambahkan, pemanggilan saksi akan dilakukan secara bertahap. Namun jumlah saksi yang akan diperiksa belum bisa dipastikan karena masih menyesuaikan dengan kebutuhan penyidik.

(frd/kid)


[Gambas:Video CNN]


banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.