Kolaborasi FILKOM Universitas Brawijaya dan Telkom Indonesia Perkenalkan Gen Batik, Teknologi AI Inovatif untuk UMKM Kreatif

by -18 Views
banner 468x60

Melalui Workshop, Indigo Bantu UMKM Gabungkan Teknologi AI dan Warisan Budaya Batik

Batik, warisan budaya Indonesia yang lahir dari keterampilan tangan dan sarat filosofi, telah menempuh perjalanan panjang lintas generasi. Kini, di tengah derasnya arus inovasi digital, batik menghadapi tantangan baru dengan hadirnya akal imitasi (AI) yang mampu menciptakan karya seni dalam hitungan detik. Perkembangan ini mendorong para pengrajin batik untuk beradaptasi agar tetap diminati, sekaligus membuka peluang untuk lahir kembali dengan wajah modern tanpa meninggalkan akar budayanya.

banner 336x280

Menyulam tradisi ke dalam kain inovasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) berkolaborasi dengan Telkom Indonesia melalui program Indigo untuk membuka peluang baru bagi UMKM kreatif. Didukung Diktisaintek Berdampak, Stasion, dan Nortis AI, kolaborasi ini melahirkan workshop “Revitalisasi Batik Tradisional melalui Teknologi AI untuk Inovasi Produk dan Branding Digital UMKM” di IndigoSpace Malang. Dalam kegiatan ini, Gen Batik diperkenalkan sebagai teknologi berbasis AI yang mampu menciptakan motif batik hanya melalui perintah teks, menghasilkan ragam desain secara cepat, dan tetap berpijak pada nilai tradisi.

Di ruang workshop, ide mengalir dari layar ke kain. Peserta mengolah desain Gen Batik menjadi karya siap jual seperti tote bag, mug, dan tumbler tanpa meninggalkan akar estetika tradisional. Mereka mempelajari strategi memadukan kreasi AI ke dalam identitas merek UMKM agar setiap produk tidak hanya memikat secara visual, tetapi juga menyimpan kisah yang memperkuat nilai jualnya. Pendekatan ini memastikan setiap karya hadir bukan sekadar hasil teknologi, melainkan perwujudan harmoni antara inovasi dan warisan budaya.

Seperti motif yang lahir dari satu tarikan garis, inovasi pun dimulai dari satu langkah berani. Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Indigo, melihat Gen Batik sebagai cara baru untuk merawat tradisi sekaligus memperluas kemungkinan. “Kami di Telkom percaya, AI bukan untuk menggantikan sentuhan manusia, melainkan memperkaya cara kita berkarya dan membuka peluang yang sebelumnya tidak terbayangkan,” ujarnya.

Dr. Eng. Novanto Yudistira, M.Sc., dosen dan peneliti dari FILKOM UB, menjelaskan bahwa pengembangan aplikasi Gen Batik merupakan bentuk komitmen kampus dalam mendorong kolaborasi teknologi dan pelestarian budaya. “Dengan Gen Batik, kami ingin membuka akses seluas mungkin bagi masyarakat untuk ikut serta dalam menciptakan batik versi mereka sendiri. Teknologi ini bukan untuk menggantikan tradisi, melainkan memperluas kreativitas yang sudah ada,” ujarnya dalam sesi pertama.

Dari meja workshop, peserta membawa pulang lebih dari sekadar produk. Mereka memperoleh pemahaman bahwa sebuah karya dapat memikat mata sekaligus mengisahkan akar budayanya. Dengan memadukan kekuatan visual dan narasi, batik hasil workshop ini berpotensi menembus pasar modern tanpa kehilangan identitas. Manfaatnya terasa tidak hanya bagi pelaku UMKM, tetapi juga bagi masyarakat luas yang terus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya.

Telkom Indonesia, melalui program Indigo, akan terus membuka ruang kolaborasi yang menyatukan tradisi dan inovasi. Telkom berkomitmen menjadikan teknologi seperti Gen Batik bukan sekadar alat kreatif, melainkan jembatan penghubung antara warisan budaya dan peluang masa depan. Dukungan penuh Telkom terhadap perkembangan ekosistem AI di Indonesia merupakan bagian dari komitmen untuk mewujudkan kemajuan bersama yang inklusif dan berkelanjutan.

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

No More Posts Available.

No more pages to load.