
Jakarta, CNN Indonesia —
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat sekitar 60 ribu orang pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada dua bulan awal 2025 kemarin.
Presiden KSPI dan Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan korban PHK itu berasal dari 50 perusahaan. Salah satunya adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex.
“Bisa dibilang ini adalah badai PHK pada sektor tekstil, garmen, sepatu, elektronik, dan sektor padat karya lainnya. Tercatat lebih dari 60 ribu orang ter-PHK, termasuk di dalamnya adalah PT Sritex, tapi tidak termasuk anak perusahaannya,” kata Said Iqbal di Jakarta, , Kamis (13/3) dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Said menyebut PHK dilakukan dengan berbagai sebab. Dari jumlah itu, 15 perusahaan melakukan PHK massal karena dinyatakan pailit.
Selain Sritex, PHK ini dilakukan PT Aditec Cakrawityata di Tangerang (500 orang), PT Karya Mitra Budi Sentosa di Pasuruan, Nganjuk, dan Madiun (10 ribu orang), dan PT Duta Cepat Pakar Perkasa di Surabaya (1.500 orang).
Selain itu, ada PT Rama Gloria Sakti di Pasuruan (500 orang), PT New Era di Gresik (2.000 orang), PT Danamtex di Pekalongan (810 orang), PT Dupantex di Pekalongan (530 orang), dan PT Jabatex di Tangerang (500 orang).
“Kami meminta Menteri Ketenagakerjaan (Menaker, Yassierli) untuk turun tangan dengan membentuk Satgas PHK,” ucap Iqbal.
Dia juga meminta Menaker Yassierli memastikan pemberian hak pesangon hingga tunjangan hari raya (THR) kepada para pekerja terdampak korban PHK, salah satunya adalah PT Sritex.
Iqbal menyarankan menaker membentuk tim khusus untuk terjun ke lapangan. Dia mengingatkan agar THR para pekerja yang terdampak PHK tak boleh dibayarkan setelah Lebaran.
“Kami juga meminta Menaker untuk mengeluarkan anjuran tertulis, bukan sekadar lisan, terhadap PHK buruh Sritex dan hak-hak mereka,” ujar Iqbal.
(dhf/agt)