
Surabaya, CNN Indonesia —
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono Bidang Program Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank membuka LPS Financial Festival 2025, di Dyandra Convention Center, Surabaya, Rabu (6/8).
Didik mengatakan acara ini akan memberikan edukasi dan peningkatan literasi keuangan di kalangan generasi muda dan masyarakat luas.
Festival ini, kata dia, juga menjadi salah satu strategi LPS untuk mendekatkan diri kepada masyarakat dan memperkenalkan fungsi penjaminan simpanan kepada publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tujuannya untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan menengah. Saya lihat terutama di generasi muda ya. Mungkin 90 persen mungkin ini generasi muda. SMA, mahasiswa dan mungkin juga generasi lainnya,” ujar Didik dalam sambutannya.
LPS Financial Festival 2025, kata dia, digelar sebagai wadah edukasi interaktif yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
Ia pun menyebut Surabaya menjadi kota pertama dalam rangkaian acara, disusul Medan sebagai lokasi berikutnya.
Penyelenggaraan ini juga bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan RI dan 20 tahun berdirinya LPS.
“Festival ini dirancang sebagai sarana edukasi keuangan yang lebih inklusif. Kami ingin mendorong masyarakat, terutama generasi muda dan pelaku usaha kecil, untuk lebih memahami pentingnya menabung di bank, mengenal manfaat penjaminan simpanan LPS, serta mampu membuat keputusan keuangan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar bijak dalam memilih produk keuangan dan tidak terjebak dalam investasi bodong, pinjaman online (pinjol) ilegal, atau judi online (judol).
“Nanti teman-teman mendapatkan literasi, pemahaman bagaimana risikonya investasi yang bodong, bagaimana tanda-tandanya, sehingga bisa diharapkan terhindar dari risiko-risiko yang tidak kita harapkan bersama. Yang paling aman memang menabung di bank. Menabung di bank di luar sudah aman, dijamin LPS lagi,” jelasnya.
Didik menekankan, LPS memiliki kapasitas finansial yang sangat kuat untuk menjamin simpanan masyarakat. Saat ini, total aset LPS mencapai Rp250 triliun dan terus bertambah setiap tahun.
“Tiap tahun bisa nambah Rp25 sampai Rp30 triliun,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menanggapi kekhawatiran publik terkait isu pembekuan rekening pasif yang dilakukan PPATK. Ia meminta masyarakat tak lagi khawatir.
“Kalau simpanannya tidak aktif 3 bulan disita, dibekukan oleh PPATK. Jangan khawatir. Untuk ketentuan itu sudah dicabut lagi,” jelas Didik.
Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk terus mengaktifkan rekeningnya dengan kebiasaan menabung secara rutin sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
“Tiap bulan ada tabung. Tabung itu jangan pasif juga. Aktifnya itu kalau bisa bertambah saldonya,” tambahnya.
Didik berharap kehadiran festival ini mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem perbankan nasional dan memperkuat peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kalau masyarakat semakin percaya kepada perbankan, stabilitas sistem perbankan tercapai. Dana masyarakat digunakan bank untuk membiayai pembangunan sektor keuangan, membiayai pengusaha, akhirnya dampaknya akan bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat kita semua,” tutup Didik.
LPS Financial Festival 2025 merupakan hasil kolaborasi dengan Trans Media dan akan menghadirkan serangkaian talkshow edukatif, permainan interaktif, huburan, serta sesi literasi keuangan yang ditujukan bagi siswa, mahasiswa, pelaku UMKM, dan masyarakat umum.
(frd/sfr)