Mahasiswa Alami Patah Tulang Saat Aksi Tolak UU TNI di Surabaya

by -6 Views
banner 468x60

Surabaya, CNN Indonesia

Seorang mahasiswa dari bagian massa aksi tolak UU TNI di Surabaya, dilaporkan mengalami patah tulang, diduga karena tindakan represif kepolisian, Senin (24/3).

banner 336x280

Dia adalah mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rizky Syahputera.

Rizky yang merupakan Ketua DPC GMNI Surabaya periode 2023-2025, mengalami patah tulang di tangan kiri dan luka robek pada kaki kiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Cabang GMNI Surabaya, Dhipa Satwika Oey mengatakan hal itu dialami Rizky usai terkena semprotan dari mobil water cannon yang digunakan kepolisian untuk membubarkan massa aksi.

“Rizky Syahputera, mengalami patah tulang tangan kiri dan luka robek di bagian kaki kiri akibat semprotan kuat dari mobil water cannon pada saat aksi menolak UU TNI,” kata Dhipa dalam keterangannya, Rabu (26/3).

Usai mengalami insiden nahas itu, Rizky dibantu para kader GMNI langsung dilarikan ke RS Universitas Airlangga (Unair). Kini ia sedang dalam penanganan intensif.

“Korban telah menjalani operasi sejak Selasa (25/3) malam pukul 19.00 WIB hingga Rabu dinihari tadi pukul, alhamdulillah berjalan lancar,” ujarnya.

Dhipa menjelaskan, GMNI Surabaya memang turut dalam demonstrasi bersama masyarakat sipil lainnya di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Senin (24/3) kemarin.

Hal itu, kata dia, untuk menyampaikan tuntutan penolakan terhadap UU TNI. Akan tetapi, sebelum tuntutan disampaikan, bentrokan terjadi.

“Saat Fajar Sholeh selaku Ketua Bidang Organisasi GMNI Surabaya akan membacakan tuntutan, oknum yang menggaungkan nyanyian yang membuat antara massa dan aparat tidak kondusif,” ucapnya.

“Melihat kejadian tersebut, GMNI Surabaya bersepakat untuk membubarkan diri. Tetapi yang terjadi, saudara kami justru menjadi korban salah sasaran oleh aparat,” tambahnya.

Dhipa menegaskan seluruh kader GMNI Surabaya yang tergabung dalam unjuk rasa tolak UU TNI, termasuk Rizky, tidak bertindak melawan hukum. Namun ia menyayangkan tindakan kepolisian yang melontarkan water cannon ke pihak yang tidak bersalah.

“Kami juga sudah menaati aturan yang ada, di mana kami tidak membawa senjata tajam atau alat-alat yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Massa aksi kami pun telah membubarkan diri saat insiden bentrokan dan tidak ikut serta dalam kericuhan,” lanjutnya.

Aksi tolak UU TNI di Gedung Grahadi Surabaya, Senin (24/3) berjalan ricuh. Sejumlah orang yang belum terkonfirmasi sebagai massa aksi melakukan lemparan botol plastik, batu dan molotov ke arah grahadi.

Belum ada keterangan dari pihak resmi siapa yang memulai pelemparan tersebut. Selain itu juga belum terkonfirmasi apakah sekelompok orang yang melempari molotov, batu dan kembang api itu adalah bagian dari massa aksi atau bukan.

Polisi kemudian menembakkan water cannon dan mengerahkan ratusan personel Brimob serta Dalmas untuk memukul mundur massa aksi. Sebanyak 25 orang ditangkap.

(kid/frd/kid)


[Gambas:Video CNN]

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.