Menteri PU Tegaskan Penanganan Bencana di Sumatera Cepat dan Terukur, Pemulihan Infrastruktur Konektivitas, Air Bersih, dan Sanitasi Jadi Prioritas

by -12 Views
banner 468x60

Jakarta, 21 Desember 2025 – Menteri Pekerjaan Umum (PU) menegaskan bahwa seluruh jajaran kementerian terus disiagakan untuk memastikan penanganan bencana berjalan cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran. Percepatan pemulihan konektivitas serta layanan infrastruktur dasar menjadi prioritas utama pemerintah agar aktivitas masyarakat dan roda perekonomian daerah dapat segera kembali normal.

Hal tersebut
disampaikan Menteri PU, Dody, dalam konferensi pers perkembangan penanggulangan
pascabencana Sumatera yang digelar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat
(19/12/2025).

banner 336x280

Menteri Dody
mengungkapkan, Kementerian PU terus mengakselerasi penanganan dampak bencana
yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Langkah tanggap
darurat ini dilakukan secara lintas sektor yang meliputi bidang Sumber Daya
Air, Bina Marga, dan Cipta Karya.

“Hingga 18
Desember 2025 pukul 20.00 WIB, Kementerian PU telah menurunkan 1.328 personel
serta memobilisasi 872 unit alat berat dan pendukung untuk membuka kembali
akses konektivitas, memulihkan layanan air bersih dan sanitasi, serta
menormalkan sungai dan jaringan irigasi di wilayah terdampak,” ujar
Menteri Dody.

Pada bidang
Bina Marga, fokus utama penanganan adalah pemulihan jalan dan jembatan nasional
yang terputus. Menteri Dody memaparkan progres signifikan di tiga provinsi
terdampak. Di Aceh, dari total 38 ruas jalan nasional yang terdampak, sebanyak
26 ruas kini telah fungsional kembali. Sisanya masih dalam tahap perbaikan
intensif dan pemasangan jembatan bailey.

Sementara itu,
di Sumatera Utara, 10 dari 12 ruas jalan nasional yang terdampak telah kembali
berfungsi normal. Progres positif juga terlihat di Sumatera Barat, di mana 29
dari 30 ruas jalan nasional yang terdampak sudah dapat dilalui kendaraan.
Kementerian PU menargetkan seluruh ruas jalan tersebut pulih sepenuhnya sebelum
akhir Desember 2025.

Selain
konektivitas, Kementerian PU juga bergerak memulihkan infrastruktur di sektor
Sumber Daya Air. Langkah yang dilakukan meliputi normalisasi sungai, perbaikan
bendung, serta rehabilitasi jaringan irigasi.

Berdasarkan
data lapangan, luasan lahan irigasi yang terdampak bencana cukup masif, yakni
mencapai 108.622 hektare di Aceh, 101.822 hektare di Sumatera Utara, dan 84.971
hektare di Sumatera Barat. Penanganan darurat dan rehabilitasi dilakukan secara
bertahap untuk memastikan suplai air ke lahan pertanian kembali lancar untuk
menjaga ketahanan pangan daerah.

Di sisi lain,
bidang Cipta Karya memastikan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan
masyarakat terdampak. Kementerian PU telah menangani lebih dari 170 Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dan ratusan sarana sanitasi. Bantuan sarana
pendukung juga terus dikirimkan ke 20 kabupaten/kota terdampak, antara lain
berupa mobil tangki air, hidran umum, toilet portable,
hingga Instalasi Pengolahan Air (IPA) mobile.

Menutup
keterangannya, Menteri Dody memastikan bahwa sinergi lintas instansi akan terus
diperkuat. Kementerian PU akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah,
TNI, BUMN, dan masyarakat setempat hingga seluruh infrastruktur terdampak
tertangani secara menyeluruh.

“Pemulihan
konektivitas dan layanan infrastruktur dasar menjadi prioritas agar aktivitas
masyarakat dan perekonomian daerah dapat segera kembali normal,” pungkas
Menteri Dody.

Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja,
Bergerak, Berdampak” dalam menjalankan ASTACITA dari Presiden Prabowo Subianto.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

No More Posts Available.

No more pages to load.