Renovasi rumah sering kali terdengar seperti proyek impian. Akhirnya bisa memperbaiki dapur, menambah kamar, atau mengganti atap yang sudah mulai bocor. Tapi di balik euforia itu, ada satu hal yang sering bikin stres, biaya membengkak di tengah jalan.
Banyak orang terjebak di fase ini. Awalnya, sudah buat anggaran dengan rapi, tapi tiba-tiba tukang minta tambahan material, harga bahan naik, atau muncul kerusakan baru yang sebelumnya tidak terlihat. Akhirnya, tabungan pun jebol.
Nah, supaya renovasi rumah tidak berujung ke keuangan yang kacau, kamu wajib punya biaya cadangan atau dana darurat renovasi.
Yuk, kita bahas kenapa hal ini penting dan bagaimana cara menyiapkannya!
1. Biaya renovasi jarang tepat 100% sesuai rencana
Kamu mungkin sudah survei harga material, upah tukang, dan jasa desain interior. Tapi kenyataannya, biaya renovasi rumah hampir selalu lebih besar dari perkiraan awal.
Ada banyak faktor penyebabnya:
– Harga bahan bangunan yang naik mendadak
– Tambahan pekerjaan di luar rencana (misalnya, saluran air ternyata rusak)
– Kebutuhan finishing yang tidak terduga, seperti lampu, cat tambahan, atau perabot kecil
Karena itu, para ahli keuangan menyarankan untuk selalu menyisihkan minimal 10–20% dari total anggaran sebagai biaya cadangan. Jadi kalau kamu sudah menyiapkan Rp100 juta untuk renovasi, tambahkan Rp10–20 juta sebagai buffer.
Biaya cadangan ini bisa menyelamatkanmu dari kebingungan atau stres saat dana utama mulai menipis.
2. Rencana matang, tapi fleksibel
Renovasi rumah itu unik. Kamu bisa rencanakan dengan detail, tapi realitanya sering berubah di lapangan. Misalnya:
– Rencana ganti keramik ruang tamu, tapi ternyata lantainya harus diratakan dulu.
– Mau pasang kitchen set, tapi ukuran dapur ternyata berbeda dari perkiraan.
– Pengecatan dinding jadi dua kali karena warna pertama kurang sesuai.
Makanya, dana cadangan bukan cuma buat jaga-jaga, tapi juga memberi ruang fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. Kamu tidak harus menunda proyek hanya karena biaya kurang sedikit. Dengan begitu, pekerjaan bisa terus berjalan tanpa drama finansial.
3. Hindari mengambil dana dari tabungan darurat utama
Kesalahan yang sering terjadi adalah mencampur dana renovasi dengan dana darurat pribadi. Padahal fungsinya beda. Dana darurat dipakai untuk kondisi krisis (seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kecelakaan), sedangkan dana cadangan renovasi hanya untuk menutupi kebutuhan tambahan dari proyek rumah.
Kalau kamu mengambil dana darurat, kamu bisa kehilangan perlindungan finansial utama. Jadi pastikan untuk menyiapkan pos dana renovasi terpisah, misalnya di rekening berbeda atau tabungan khusus proyek rumah.
4. Tips menyiapkan dana cadangan renovasi
Kalau kamu belum punya dana cadangan khusus, tidak apa-apa. Berikut langkah realistis untuk mulai menyiapkannya:
a. Hitung dulu anggaran utama Buat estimasi biaya renovasi secara detail, termasuk material, upah, dan perizinan. Dari total itu, sisihkan minimal 10–20% untuk dana cadangan.
b. Sisihkan dari jauh hari Mulai sisihkan sebagian penghasilan bulanan ke tabungan khusus renovasi, walaupun jumlahnya kecil. Konsistensi lebih penting daripada besarannya.
c. Simpan di tempat yang likuid Jangan taruh dana cadangan di investasi jangka panjang. Simpan di rekening tabungan atau instrumen yang bisa dicairkan kapan saja.
d. Update anggaran setiap fase proyek Saat renovasi berjalan, lakukan evaluasi mingguan. Cek apakah biaya masih sesuai rencana atau mulai keluar jalur. Dengan begitu, kamu bisa antisipasi lebih cepat.
5. Pertimbangkan kondisi tak terduga di lapangan
Kadang, hal yang terlihat sepele bisa jadi masalah besar saat proyek berjalan. Contohnya:
– Dinding yang terlihat baik ternyata lembap parah dan perlu diganti.
– Instalasi listrik lama tidak sesuai standar keamanan dan harus dirombak total.
– Cuaca buruk yang bikin pekerjaan tertunda, menambah biaya tukang.
Situasi seperti ini tidak bisa dihindari sepenuhnya. Tapi dengan dana cadangan, kamu bisa tetap tenang. Renovasi tetap berjalan dan kualitas tetap terjaga.
6. Kalau biaya tetap kurang? tenang, masih ada solusi cerdas
Meski sudah menyiapkan dana cadangan, terkadang tetap saja biaya renovasi bisa melampaui perkiraan. Kalau situasi ini terjadi, kamu bisa mempertimbangkan opsi pinjaman yang cepat dan fleksibel sebagai alternatif sementara.
Misalnya, pinjaman online legal atau layanan pinjaman dari bank dengan layanan digital yang bisa cair dalam waktu singkat. Prosesnya pun kini jauh lebih mudah, cukup lewat aplikasi.
Kuncinya, pastikan kamu meminjam sesuai kebutuhan dan dengan rencana pembayaran yang realistis. Pinjaman bukan solusi utama, tapi bisa jadi jembatan aman agar proyek renovasi tetap berjalan tanpa mengganggu stabilitas finansial.
Siapkan dana cadangan agar renovasi tetap lancar
Renovasi rumah bukan cuma soal desain dan tukang, tapi juga soal strategi keuangan. Dengan menyiapkan biaya cadangan renovasi, kamu bisa mengantisipasi hal-hal tak terduga tanpa stres. Jika di tengah jalan ternyata dana masih kurang, pinjaman 24 jam dari layanan terpercaya seperti neobank dari Bank Neo Commerce bisa jadi pilihan cepat dan aman untuk menutupi kekurangan biaya.
Jadi, sebelum mulai bongkar rumah, pastikan keuanganmu siap. Renovasi boleh bikin rumah makin indah, asal tidak membuat kantong jebol.
Jika kamu membutuhkan pinjaman aman untuk biaya cadangan membangun rumah, kamu bisa ajukan Neo Pinjam di neobank dari Bank Neo Commerce. Salah satu rekomendasi pinjaman online aman dan resmi ini punya kelebihan, yaitu:
– Tenor minimal 3 bulan – maksimal 24 bulan
– Limit pinjaman hingga Rp100.000.000
– Bunga mulai dari 0,06% flat per hari (setara dengan maksimum APR 21,9% per tahun)
– Tidak ada biaya tersembunyi atau penalti pelunasan lebih awal
Ditambah, pinjaman aman di Neo Pinjam juga bebas biaya admin saat pencairan. Meskipun mudah dan cepat, pengajuan kamu tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.
Download neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan pinjaman hingga Rp100 juta online di Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Artikel ini juga tayang di VRITIMES