MTI: Kereta Khusus Petani-Pedagang Dorong Ekonomi Desa dan Kurangi Urbanisasi

by -6 Views


Sejumlah penumpang memasuki gerbong kereta api di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/8/2025). PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya mengoperasikan 54 perjalanan KA jarak jauh setiap hari yang terdiri dari 52 KA reguler dan 2 KA tambahan dengan total kapasitas 27.558 tempat duduk per hari pada periode 15 – 18 Agustus 2025 untuk melayani penumpang selama libur HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan keberadaan Kereta Penumpang Kelas Ekonomi (K3) Khusus Petani-Pedagang merupakan wujud empati KAI pada kaum petani dan pedagang di daerah pedesaan untuk memenuhi kebutuhan keseharian masyarakat perkotaan. Djoko menyebut kereta petani-pedagang dapat meningkatkan perekonomian desa dan mengurangi tingkat urbanisasi.

Djoko menyampaikan petani dan pedagang menggunakan kereta menuju pasar di perkotaan khususnya Jakarta sudah berlangsung lama. Saat ini yang masih bertahan dari wilayah barat menggunakan KRL Jabodetabek dan timur (Karawang dan sekitarnya) dengan KA Lokal. 



“Sebelum pembenahan dan penertiban penumpang KRL Jabodetabek juga ada dari selatan Jakarta (Bogor dan sekitarnya),” ujar Djoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Dari wilayah barat Jakarta, ucap Djoko, sebelumnya menggunakan KA Lokal Merak – Tanah Abang. Demikian pula dari arah timur menggunakan KA Lokal Purwakarta – Kota. 

“Namun, untuk wilayah barat Jakarta setelah perpanjangan layanan KRL Jabodetabek hingga Stasiun Rangkasbitung, petani dan pedagang beralih menggunakan KRL dan tidak seleluasa sebelumnya,” kata Djoko.

Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan kereta Petani-Pedagang bukan hal baru di Indonesia. Pada masa Hindia Belanda hingga Indonesia merdeka, trem di Jakarta pernah membawa kereta khusus pedagang yang disebut pikoenlanwagen atau kereta khusus pedagang membawa barang yang dipikul. 

“Kemudian, KAI semasa masih Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pernah mengoperasikan KA pasar dan KA campuran kereta penumpang gerbong barang. Ini dilakukan guna memudahkan penumpang pembawa barang dagangan,” ujar Aditya. 

Saat ini, ucap Aditya, masih tersisa di lintas Stasiun Rangkasbitung – Stasiun Tanah Abang yang melayani petani dan pedagang untuk mengangkut komoditas pertanian dan barang dagangan. Sebelum ada larangan membawa ternak ke dalam kereta, hewan kambing dan ayam pernah diangkut dengan kereta di lintas itu.

Di masa lalu, sambung Aditya, hewan sapi diangkut menggunakan kereta khusus ternak jarak jauh. Aditya menyampaikan gerbong khusus kereta ternak dan di beberapa peron stasiun disediakan tempat menaikturunkan hewan sapi.

“Sekarang, semua jenis hewan diangkut menggunakan truk atau pick up bak terbuka. Sudah tidak tersedia lagi gerbong ternak dan peron stasiun khusus ternak. Stasiun Cipinang sudah berubah menjadi Depo Kereta,” kata Aditya. 


Advertisement