Obrolan Sore: Terus Menyala Bos-ku

by -7 Views
banner 468x60

Obrolan Sore: Terus Menyala Bos-ku

Oleh: Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I*

SAJADA.ID–Di sore yang masih ceria sinar mentarinya dan diselingi sautan “Syi’ir Tanpo Waton” terdengar dengan jelasnya dari masjid-masjid di tepi “Kota Tali Jagat.”

banner 336x280

Mengingat juga waktu itu menunjukkan menjelang masuk adzan maghrib.

Sedangkan Cak Men, Cak Sor, Cak Kim dan Cak Dar baru keluar kerja dari pintu gerbang pabriknya.

Kebetulan mereka ini kerja di Pabrik rokok “Sumber Bledek.”

Biasa, di selah-selah melepaskan lelahnya mereka berempat ini mampir dulu ke warung “Angger Waras.” Yaitu warung miliknya Yuk Sul di sebelah baratnya pabrik rokok tersebut. Sebagai tempat favorit dan langganan hutang mereka selama ini.

Mereka selalu mampir sekedar ngopi, kadang ngeteh, terkadang juga nyusu dan ngemil pernak-perniknya jajan pasaran yang gelantungan di warung tersebut.

Sambil selonjoran dan menghelahkan nafas panjangnya, Cak Men membuka obrolan sore itu…. “Cak pernahkah kamu itu merasa aneh, misalkan Ketika kamu sudah mulai semangat berkarya, punya inisiatif, bukannya dipuji malah mulai dijauhi he. he. he..?…..

Cak Sor sambil menuangkan teh hangatnya di lepek gelasnya, menyahuti…..”Yo pernah Cak malah tiba-tiba saya dianggapnya “cari muka lah”…..

Dianggap “sok keminter sok bisa sendiri lah”. Padahal niatan saya tidak seperti itu.

Cak Kim, yang sudah agak lama menunggui antrian dibuatkan susu hangat, serta-merta menimpalinya dengan nada kesalnya….

“Padahal atas dasar pengalaman saya selama ini loooo….niatan kita terkadang cuma ingin melakukan yang terbaik. Tapi rupanya, mungkin terlalu bersinar hingga bisa dianggap ancaman bukan inspirasi lagi.. heeeeeem….aseeeeemmm… “

Cak Dar sambil nglayemi kacang cap tikus berdasi, memberikan penegasan…”Di beberapa tempat, kehadiran kita yang terang bisa jadi menyilaukan mereka yang sudah lama nyaman dalam gelap to Cak.

Cak Men sambil nyruput kopi hitam pekatnya, langsung nimpali…..”Maksudnya Gelapnya rutinitas tanpa arah to Cak?……

Gelapnya keberadaan sistem yang lebih menghargai diamnya seseorang daripada hasil to Cak?….

Ataukah gelapnya zona nyaman yang penuh kepura-puraan…hi.hi.hi?….”

Cak Sor yang punya kepribadian “metuek” dan punya kebiasaan senang memberikan nasehat kepada teman-temannya, mengeluarkan jurus jitunya…. “Cak akhirnya kita-kita ini…jadi serba salah… terlalu aktif, dianggap ambisius…. terlalu jujur, dianggap membahayakan…. sedangkan terlalu bersinar, dianggap kampanyekan diri….”

Cak Sor, masih nyambung dengan kalimat pamungkasnya….”akhirnya kita tertuntut untuk terus belajar dan berjuang, bahwa kadang bukan kualitas kita yang salah tapi ruangnya yang belum siap untuk di terangi….. kwek… kwek… kwek… “

Cak Kim, dengan nada low powernya, mengatakan …”Itulah ironinya dunia kerja, yang nyala sering dimatikan Cak…..sedangkan yang biasa-biasa saja malah dibiarkan begitu saja…. tapi jangan kecilkan cahaya kita lo Cak….”

Cak Dar, memberikan semangat melontarkan kalimat khasnya…”Kalau misalkan satu ruangan tak siap, mungkin ruangan lain sedang menunggu kita……

Tak lama kemudian terdengar suara adzan maghrib….. Allahu Akbar….. Allahu Akbar… di tepi kota Tali Jagat Tersebut…..

Cak Dar yang usianya lebih tua dari yang lain, segera ngajak teman-temannya ini seperti biasanya sebelum pulang mampir ke Masjid Bintang untuk menunaikan sholat maghrib berjama’ah terlebih dahulu. Kebetulan jaraknya dari warung tersebut kurang lebih 100-meteran.

Semoga Menginspirasi……

*Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I: Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.