surabayakini.com

banner 468x60

Warga Muhammadiyah tidak ikut tahlilan, sehingga dianggap berbeda dengan sebagian umat Islam di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, KURUSETRA — Salam Sedulur… Sebagian umat Islam di Indonesia memiliki tradisi tahlilan di hari pertama, ketiga, ketujuh, seratus, hingga seribu saat ada anggota keluargannya yang meninggal dunia. Namun, praktik ibadah tersebut tidak dijalankan warga Muhammadiyah sehingga mereka dianggap berbeda dengan umat Islam di Indonesia. Kalau pun ada orang Muhammadiyah yang ikut tahlilan di rumah tetangganya, biasanya akan diam saja tanpa ikut membaca doa. Lantas apa alasannya warga Muhammadiyah tidak tahlilan?
Ketua Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA menjelaskan tentang keunikan warga Muhammadiyah. “Di situlah uniknya orang Muhammadiyah, tidak tahlilan tetapi tetap bertahlil,” kata dia saat memberikan sambutan pada Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah yang digelar di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (27/11/2021). Perayaan milad bertema Muhammadiyah Era Disrupsi Digital ini juga disiarkan Zoom dan YouTube.
Saad menjelaskan ada dimensi religiusitas menjadi bagian penting dari gerak organisasi ini. Karena Muhammadiyah adalah al-harakah al-Islamiyah dan minal harakatil Islamiyah. “Saya sebut minal artinya mim bakdhil harakatil Islamiyah. Termasuk yang lain-lain tadi juga al-harakah al-Islamiyah,” ucap Dr Saad. Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

No More Posts Available.

No more pages to load.