UNM berpatisipasi dalam kegiatan Workshop Inisiasi Kerja Sama Pendidikan Bergelar Batch II Tahun 2025, yang digelar Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dit. Belmawa) Kemendikbudristek pada Selasa (22/7/2025) silam di Universitas Terbuka Surabaya.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Universitas Nusa Mandiri (UNM) terus aktif merespons perkembangan pendidikan tinggi global. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi UNM dalam kegiatan Workshop Inisiasi Kerja Sama Pendidikan Bergelar Batch II Tahun 2025, yang digelar Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dit. Belmawa) Kemendikbudristek pada Selasa (22/7/2025) di Universitas Terbuka Surabaya.
Acara tersebut diikuti oleh ratusan perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia. Ajang ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka di bidang kebijakan dan pengembangan kerja sama pendidikan.
Beberapa topik yang dibahas mencakup penyusunan proposal izin kerja sama, pengembangan kurikulum bersama, MoU dan MoA, hingga implementasi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
Wakil Rektor II Non Akademik UNM Arif Hidayat menuturkan keikutsertaan UNM dalam workshop ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kemitraan strategis, baik di tingkat nasional maupun internasional. Terlebih, UNM tengah mengembangkan arah baru kerja sama akademik lintas negara, termasuk dengan institusi pendidikan tinggi di China.
“Workshop ini menjadi fondasi bagi UNM untuk memperluas jangkauan pendidikan bergelar melalui kemitraan yang terstruktur dan berbasis kualitas. Kami ingin memastikan bahwa setiap program kolaborasi nantinya mampu memberi dampak langsung bagi mahasiswa dan menjawab tantangan dunia kerja global,” ujar Arif, Senin (4/8/2025).
Sebagai Kampus Digital Bisnis, UNM terus membangun sistem pendidikan tinggi yang adaptif dan profesional. Salah satunya melalui implementasi Internship Experience Program (IEP) 3+1. Melalui program unggulan ini, mahasiswa UNM menjalani tiga tahun pembelajaran akademik dan satu tahun magang profesional di perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional.
“Skema ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis mahasiswa, tetapi juga memperkuat jaringan industri yang relevan dengan kebutuhan digital saat ini,” jelasnya.
Ia menambahkan sinergi antara program IEP dan peluang kerja sama pendidikan bergelar membuka ruang inovasi yang lebih luas. Mahasiswa tidak hanya akan mendapatkan pengalaman magang berkualitas, tetapi juga bisa mengikuti program dual degree, pertukaran pelajar, hingga riset kolaboratif lintas negara.
“Kami tidak hanya ingin mencetak lulusan yang kompeten, tetapi juga memiliki pengalaman internasional dan daya saing tinggi. Keaktifan dalam workshop ini membuktikan kesiapan UNM untuk membangun masa depan pendidikan tinggi yang berkelas dunia,” kata Arif.