Urgensi Lembaga Peradilan dan Badan Pemeriksa Lingkungan Hidup

by -41 Views

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin (Kutipan Buku Green Democracy Hal. 121)

Saat ini, dunia sedang menghadapi triple krisis planet yaitu perubahan iklim, polusi dan pencemaran serta percepatan kehilangan biodiversitas. Krisis ekologi adalah ancaman paling mematikan bagi umat manusia.



Dengan begitu, dibutuhkan komitmen politik dan hukum dari para penyelenggara negara untuk mengendalikan laju degradasi lingkungan yang terus melaju. Indikasi degradasi lingkungan setidaknya tercatat pada penurunan kualitas dan kuantitas hutan, air dan udara.

Laporan KLHK mencatat angka deforestasi di Indonesia berubah secara fluktuatif. Deforestasi Indonesia pada periode 2019-2020 mengalami penurunan sampai 75 persen, atau sebesar 115,5 ribu hektare, dibandingkan periode 2018-2019 yang mencapai 462,5 ribu hektare. Angka ini meningkat jika dibandingkan periode 2017- 2018 yang sebesar 439,4 ribu hektare. Sedangkan pada tahun 2016-2017 angkanya mencapai 480 ribu hektare.

Terkait indikasi krisis air, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2020 Tentang RPJMN 2020-2024 mengungkapkan ketersediaan air sudah tergolong langka hingga kritis di sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Diperkirakan luas wilayah kritis air meningkat dari 6 persen (2000) menjadi 9,6 persen (2045), yang mencakup wilayah Sumatra bagian selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi bagian selatan.

Indikasi degradasi pada sektor lahan dan udara tentu mengalami tren yang sama. Pencemaran lahan dan udara merupakan hal yang paling dirasakan oleh masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan dan kawasan industri.

Eksplorasi air tanah dalam skala besar telah menjadi ancaman penurunan permukaan tanah yang paling dikhawatirkan oleh banyak pemerintah kota di Indonesia. Terutama di kawasan kota pesisir seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang.

Satu-satunya hal yang bisa menjelaskan penyebab degradasi lingkungan hidup di Indonesia dan dunia secara global adalah aktivitas sosial ekonomi manusia. Ekstraksi tambang dan konversi lahan hutan yang mengarah pada deforestasi menjadi sektor industri yang paling bertangung jawab atas penurunan kualitas lingkungan.


Advertisement