
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan, ketika memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, tentu hati ini tertuju pada satu hal yang mendasar.
Yakni kemerdekaan ini adalah anugerah Allah sekaligus buah dari perjuangan panjang para pejuang, para ulama, para santri, dan seluruh rakyat Indonesia.
Kiai Zulfa mengatakan bahwa sejak proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa ini bertekad berdiri di atas kaki sendiri, mengusir penjajahan, dan membangun tatanan kehidupan yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
“Namun, kalau kita bercermin di usia 80 tahun ini, kita juga harus jujur mengakui bahwa masih ada banyak hal yang belum benar-benar merdeka,” kata Kiai Zulfa melalui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/8/2025)
Kiai Zulfa menerangkan, secara fisik memang sudah bebas dari penjajahan asing, tetapi ada penjajahan baru yang dihadapi, yakni kemiskinan, ketimpangan sosial, ketidakadilan ekonomi, kerusakan moral, dan juga ancaman perpecahan akibat polarisasi politik maupun paham-paham ekstrem. Inilah bentuk penjajahan yang sifatnya lebih halus, tetapi dampaknya tidak kalah berbahaya dibanding kolonialisme dulu.
Ia mengatakan, sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama, tidak bisa melupakan peran besar para kiai dan ulama NU dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dikumandangkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, itu bukan hanya fatwa keagamaan, tetapi juga semacam seruan kebangsaan yang menggerakkan rakyat untuk mempertahankan Tanah Air dari ancaman penjajah yang ingin kembali berkuasa.
BACA JUGA: Militer Israel Pecah, Elite Pimpinan Tolak Pencaplokan Penuh Gaza, Ini Alasannya
“Dari Surabaya, kobaran semangat itu meluas ke seluruh penjuru negeri, melahirkan gelombang perlawanan yang menguatkan republik muda ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, tidak sedikit ulama, santri, dan warga NU yang mengorbankan nyawanya. Mereka tidak sekadar berperang dengan senjata, tetapi juga dengan doa, dengan mendidik masyarakat agar memiliki jiwa nasionalisme, dan dengan menjaga moral bangsa.
Setiap kali memperingati Hari Kemerdekaan, sejatinya sedang menyalakan kembali api perjuangan yang diwariskan para pendiri bangsa.